Jumat, 07 November 2014

Kisah tragis bayi tewas 'terpanggang' di inkubator rumah sakit

Muhammad Fadli (31), orang tua bayi Fadhlan Khairy Al-Faiq (5) yang kulitnya melepuh kepanasan di dalam inkubator hingga meninggal, melapor ke Polsek Panakkukang, Kota Makassar. Dia menuntut RSIB Bunda tempat anaknya dirawat sebelum tewas bertanggung jawab.

"Sekarang saya sedang membuat laporan di Polsek Panakkukang, teleponnya nanti saja ya kalau sudah selesai," kata Fadli.

Bayi kembar bernama Fadhlan Khairy Al-Faiq dan Fayyadh Zafram Al Faiq lahir pada Selasa pagi, 21 Oktober. Anak kembar pasangan Muhammad Fadli (31) dan Rafikah (28), Warga Jalan Parinring Dalam I Nomor 4, Perumnas Antang, Manggala, Makassar, itu terlahir prematur hingga harus dirawat di inkubator.

Sayang, diduga karena keteledoran perawat Fadhlan Khairy Al-Faiq, salah satu anak Muhammad Fadli, tewas setelah kulit punggungnya melepuh diduga akibat kepanasan di inkubator. Bagaimana kisahnya, berikut ini cerita tragis itu :


Sayangnya saat dirawat di inkubator, keluarga Fadli dan Rafikah menyesalkan sikap suster jaga yang kurang memantau kondisi bayi. Misalnya dikatakan Aswar Tinaudin, paman kedua bayi yang juga adik kandung Muhammad Fadli. 

"Dua hari dua malam di inkubator. Perawatnya lalai, ya begitu itu, main bbm, smartphone. Lalai memantau bayi di inkubator sampai seperti itu," kata Aswar Tinaudin, paman si bayi yang juga adik kandung Muhammad Fadli.

Setelah dua hari dua malam dirawat di inkubator, kondisi salah satu bayi, Fadhlan Khairy justru kian memburuk. Badannya menguning dan kadang membiru. Napasnya juga bermasalah hingga akhirnya dirujuk ke rumah sakit lebih besar, yakni Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIB) Cathernia Booth di Jalan Arif Rate, Makassar.

 Setelah kondisi kian memburuk di RSIB Bunda, salah satu bayi Fadhlan Khairy dirujuk ke RSIB Cathernia Booth di Jalan Arif Rate, Makassar. Di sana bayi langsung ditangani dokter dan perawat rumah sakit. 

"Di sana (Cathernia Booth), sebelum dirawat bayi diperiksa lebih dulu sama dokter. Baru kemudian ketahuan, setelah baju bayi dibuka ternyata punggungnya melepuh. Keluarga kaget, kecewa, kenapa kondisi ini tidak diketahui perawat dan dokter rumah sakit sebelumnya (RSIB Bunda). Orang tuanya juga tidak diberi tahu," kata Aswar, paman bayi.

"Ini kan seperti mau lepas tangan. Keluarga jadi curiga gangguan pernapasan bayi karena luka kulit melepuh itu," ujarnya.

Mengetahui kondisi seperti itu, Muhammad Fadli, ayah bayi kemudian marah. Dia menuding RSIB Bunda tidak profesional merawat anaknya. "Jadi dipastikan memang melepuhnya (kulit bayi) itu waktu di RSIB Bunda, bukan di Cathernia Booth," terang Aswar Tinaudin.

"Masak perawat tidak tahu kondisi bayi seperti itu. Keluarga kecewa, bayi dibiarkan tidak dipantau. Seharusnya kan dua jam sekali dipantau, dibalik ke kanan, ke kiri. Karena inkubatornya ini kan manual, tidak otomatis, jadi kalau kepanasan tidak ada yang tahu. Kalau otomatis, waktu inkubator panas kan mati sendiri. Ini sudah manual, perawatnya teledor lagi," ujarnya.

Akibat kejadian itu, Muhammad Fadli langsung melapor ke Polsek Panakkukang, Kota Makassar. Dia menuntut RSIB Bunda tempat anaknya dirawat sebelum tewas bertanggung jawab.

1 komentar:

  1. "Hi!..
    Greetings everyone, my name Angel of Jakarta. during my
    visiting this website, I found a lot of useful articles, which indeed I was looking earlier. Thanks admin, and everything."
    Aktual

    BalasHapus