Rabu, 12 Agustus 2015

Kesal dihargai Rp 200 per kg, petani Garut buang tomatnya di jalan


Saat pasokan berlimpah usai panen, para petani bukannya mendapatkan untung. Mereka malah mengalami kerugian karena hasil kerja keras mereka dihargai murah. Seperti yang dilakukan petani tomat di Garut. Mereka memilih membuang hasil panen ke jalan ketimbang menjualnya dengan harga yang sangat-sangat murah.

Seperti dikutip dari tulisan yang dibagikan Fikka Selfiana melalui Facebook yang diunggah Senin (11/8). Dia mengunggah sebuah foto banyak tomat berserakan dibuang di selokan pinggir jalan raya Cikajang, Garut, Jawa Barat.

Dalam keterangan di foto itu, Fikka mengaku kaget. Dia mengira ada kecelakaan truk pengangkut tomat.

"Tapi tunggu ... Qo hampir di sepanjang jalan ya tomat dimana2. Kata suami saya yang emang udah 5 taun tinggal di Garut, kejadian ini emang sengaja, alias para petani sengaja membuang hasil panen nya karena ternyata harga tomat kali ini cuma di hargain 200 perak per kilo nya.

Dan tau gak? Masih di kota yang sama di sebuah supermarket, harga tomat 200x lipat harganya. Qo dibuang sih? Yaa kl ngejual keluar kan mesti ngeluarin biaya transportasi sedangkan harga jual cuma segitu.

Gak lama dari kejadian itu, saya dikasih sekresek tomat sama tetangga saya, katanya dia juga dapet kiriman dari sodaranya yang petani tomat. Daripada sakit hati 1 keranjang besar cuma di hargain 600 perak, mending di bagi bagiin aja itung2 amal katanya."

Sejumlah rekan Fikka mengomentari foto itu menyayangkan kejadian itu. Mereka berharap segera ada solusi untuk para petani agar tidak membuang hasil panennya karena harga yang sangat murah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar